KALAMOEDA.COM, Bandung — Belakangan ini, perkuliahan online kembali marak diselenggarakan di UIN Bandung, khususnya di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). Kebijakan ini diterapkan untuk menyesuaikan dengan kondisi dosen dan mahasiswa yang memiliki kesibukan di luar kampus. Namun, sistem ini ternyata membawa pengaruh terhadap semangat belajar sebagian mahasiswa.
Fakhry, mahasiswa jurusan KPI, mengungkapkan bahwa kuliah online membuat dirinya kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. “Semangat belajar saya menurun karena interaksi, baik secara verbal maupun nonverbal, sangat minim saat kuliah online berlangsung,” ujarnya.
Ia merasa bahwa komunikasi dua arah yang seharusnya terjadi dalam kelas jadi tidak maksimal.
Selain itu, Fakhry juga menilai efektivitas pembelajaran online masih rendah. Menurutnya, dosen tidak bisa memastikan apakah semua mahasiswa benar-benar menyimak materi. “Bisa saja ada yang off cam, tapi ternyata mereka sedang tidak memperhatikan atau bahkan meninggalkan perangkat,” tambahnya.
Beberapa mahasiswa lain juga merasakan hal serupa. Rasa jenuh karena berjam-jam berada di depan layar membuat mereka sulit untuk fokus. Ketika suasana belajar tidak mendukung, motivasi pun ikut menurun.
Menurut Miftahul Jannah, mahasiswa jurusan KPI semester empat, ia menyampaikan bahwa kuliah online dipilih untuk mengatasi keterbatasan waktu dan tempat. Namun ia berharap agar sistem ini tidak menjadi kebiasaan jangka panjang. “Lebih baik sesekali saja, jangan terus-terusan,” tegasnya pada Selasa, (3/6/2025).
Situasi ini menjadi bahan evaluasi bagi kampus untuk menyeimbangkan antara fleksibilitas dan kualitas pembelajaran. Interaksi langsung dalam perkuliahan tetap dianggap penting untuk membangun semangat belajar yang konsisten di kalangan mahasiswa.
Inggrid Aulia Kusumawardhani salah satu Mahasiswi Jurusan KPI UIN Bandung berkontribusi pada penulisan artikel ini.