KALAMOEDA.COM, BANDUNG – Selama ini kita sering dengar bahwa pendidikan adalah kunci untuk masa depan. Tapi kenyataannya, sistem pendidikan kita masih banyak berkutat di hal-hal yang itu-itu saja. Sekolah sering kali jadi tempat hafalan, ulangan, dan kejar nilai—bukan tempat yang bikin siswa penasaran, bertanya, atau mencoba hal baru.
Bayangkan, setiap hari siswa datang ke sekolah, duduk berjam-jam di kelas, dengar guru bicara, catat isi papan tulis, lalu pulang. Besok diulang lagi. Polanya sama. Padahal dunia di luar sana terus berubah, dan tantangan masa depan makin kompleks. Anak-anak kita butuh lebih dari sekadar hafalan.
Pendidikan idealnya bukan cuma soal nilai rapor. Tapi soal bagaimana siswa bisa berpikir kritis, belajar menyelesaikan masalah, kerja sama, dan berani berpendapat. Sayangnya, ruang untuk itu masih terbatas. Kurikulum padat, guru dikejar target, siswa pun merasa belajar hanya untuk ujian, bukan untuk hidup.
Ini saatnya kita berbenah. Sekolah perlu jadi tempat yang bikin siswa senang belajar, bukan stres. Caranya? Coba lebih banyak kegiatan yang aktif—diskusi, proyek kelompok, belajar dari pengalaman nyata. Guru juga perlu dukungan supaya bisa lebih kreatif dan nggak cuma sibuk urusan administrasi.
Kalau kita mau punya generasi yang siap menghadapi masa depan, maka pendidikan kita juga harus siap berubah. Bukan hanya soal apa yang diajarkan, tapi juga bagaimana caranya belajar. Karena belajar yang baik bukan yang bikin capek, tapi yang bikin tumbuh.
Rizkya Halimatus Sya’diah telah berkontribusi pada penulisan ini