Menu

Dark Mode
Bubarkan DPR: Solusi Rakyat atau Masalah Baru? TNI Di Kampus: Sinergi Ilmu atau Ancaman Kebebasan Akademik? Roadshow Forum OSIS Kabupaten Bandung Barat Tahun 2025: Satukan Kesadaran Wujudkan Perubahan Tingkatkan Minat Baca, KKN 91 UIN Sunan Gunung Djati Bandung Resmikan Perpustakaan As-Sibyan KKN 91 UIN Bandung & Red.id Hadirkan Wahana Flying Fox untuk Siswa MI As-Sibyan HOS Project Selenggarakan Pengabdian Masyarakat Melalui Program Kawasan Bina Progresif I di Desa Bojongsari

Lingkungan

Lumut, Si Kecil Yang Kerap Diabaikan Ternyata Adalah Pahlawan Kesehatan dan Lingkungan

badge-check


					Lumut, Si Kecil Yang Kerap Diabaikan Ternyata Adalah Pahlawan Kesehatan dan Lingkungan Perbesar

KALAMOEDA.COM, Bandung – Lumut yang bentuknya yang kecil, licin, dan tumbuh di tempat lembab, lumut sering dipandang sebelah mata dan dianggap sebagai tumbuhan pengganggu, bahkan beberapa orang merasa jijik dengan keberadaannya. Banyak orang yang meremehkan atau bahkan tidak tahu makhluk kecil inilah yang melakukan fotosintesis, menghasilkan oksigen dan memberikan energi bagi makhluk lainnya.

Seperti yang dinyatakan artikel Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DISLHK) Kabupaten Badung, Tumbuhan ini berperan penting dalam menjaga keseimbangan tanah, penyediaan oksigen dan penyerapan air.

“Tumbuhan ini memiliki peranan dalam menyediakan oksigen untuk tumbuhan lain, mengingat tumbuhan lumut memiliki sifat sel yang menyerupai spons untuk menyerap air. Tumbuhan ini selalu menjadi perintis untuk tumbuh di tempat yang tidak disukai tanaman pada umumnya,” dikutip dari DISLHK di laman resminya pada (22/5/2018).

Selain manfaat bagi ekologis dan menjaga lingkungan sekitar, tumbuhan ini juga memiliki manfaat bagi medis. Lumut daun dan lumut hati busa dijadikan ramuan untuk mengatasi penyakit kulit, obat mata, dan obat hepatitis. Lumut jenis Frullania Tamaricis berjasa untuk pembuatan antiseptik. Menurut artikel DISLHK, orang Cina zaman dulu menggunakan lumut untuk pengobatan luar seperti luka bakar atau luka bekas tergores ataupun terjatuh.

Bagi seseorang yang pernah mengalami luka bakar atau luka luar akibat terjatuh atau tergores benda tajam, bagi orang China dahulu ketika mengalami hal serupa, mereka menggunakan lumut untuk mengatasinya. Kini dunia medis menciptakannya lebih steril, sifat antiseptik pada lumut jenis canocphalum di gunakan untuk mengatasi obat luka bakar dan luka luar.

Dalam artikel tersebut juga menjelaskan hal yang lebih istimewa lagi dari lumut adalah mereka mampu bertahan hidup di lingkungan esktrim, seperti di batu panas, dinding beton dan pegunungan tinggi. Kemampuannya ini disebut sebagai tumbuhan pionir yang artinya tumbuhan pertama yang bisa hidup walaupun lingkungan tersebut belum ada kehidupan di sebelumnya.

“Tumbuhan ini selalu menjadi perintis untuk tumbuh di tempat yang tidak disukai tanaman pada umumnya,” Jelas artikel Dislhk tersebut.

Sudah saatnya kita membuka mata untuk lebih peduli lagi pada makhluk yang sering kita abaikan tapi nyatanya makhluk ini berjasa besar bagi lingkungan dan makhluk lain terutama bagi kesehatan kita sebagai manusia.

Eriska Yani Safitri telah berkontribusi pada penulisan ini

Sumber: DISLHK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Perubahan Iklim di Indonesia: Ini Penyebab dan Dampaknya

16 June 2025 - 10:33 WIB

Indonesia sebagai Paru-Paru Dunia, Mengapa Mulai Terasa Sesak?

16 June 2025 - 10:23 WIB

Berbagai Sikap Pemerintah Mengenai Isu Pertambangan Nikel di Raja Ampat

13 June 2025 - 08:45 WIB

Air Laut Tak Lagi Biru: Bukti Nyata Tambang Nikel Menggerus Keindahan Raja Ampat

12 June 2025 - 19:39 WIB

KOPI FISIP UIN: Menyeduh Gagasan, Menyuarakan Keadilan Agraria

5 June 2025 - 12:32 WIB

Trending on Breaking News