Menu

Dark Mode
Bubarkan DPR: Solusi Rakyat atau Masalah Baru? TNI Di Kampus: Sinergi Ilmu atau Ancaman Kebebasan Akademik? Roadshow Forum OSIS Kabupaten Bandung Barat Tahun 2025: Satukan Kesadaran Wujudkan Perubahan Tingkatkan Minat Baca, KKN 91 UIN Sunan Gunung Djati Bandung Resmikan Perpustakaan As-Sibyan KKN 91 UIN Bandung & Red.id Hadirkan Wahana Flying Fox untuk Siswa MI As-Sibyan HOS Project Selenggarakan Pengabdian Masyarakat Melalui Program Kawasan Bina Progresif I di Desa Bojongsari

Soft News

Sering Konsumsi Makanan Instan, Siapa Sangka Ginjal Bisa Terancam?

badge-check


					Makanan instan dengan kandungan tinggi gula yang berpotensi meningkatkan risiko penyakit ginjal. Sumber foto: Honestdocs.id Perbesar

Makanan instan dengan kandungan tinggi gula yang berpotensi meningkatkan risiko penyakit ginjal. Sumber foto: Honestdocs.id

KALAMOEDA.COM, Bandung – Makanan instan memang rasanya enak dan praktis, tapi jika dikonsumsi terlalu sering tanpa diimbangi pola hidup yang sehat, bisa secara perlahan merusak fungsi ginjal.

Jenis makanan yang tinggi kandungan gula, garam, lemak dan rendah serat, kini banyak sekali dikonsumsi remaja karena kepraktisannya. Padahal, konsumsi yang berlebihan bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Lingga Ramot Gumelar, dokter spesialis penyakit dalam di RS Hermina Bitung, mengatakan bahwa sering makan seblak atau makanan yang mengandung banyak penyedap rasa (vetsin) bisa berdampak buruk pada ginjal.

“Bila asupan garam dan gula ini dikonsumsi secara berlebihan, tentunya akan memicu penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes,” ujar Lingga, dikutip dari antaranews.com, Kamis (6/2/2025).

Mengutip data dari Kementerian Kesehatan RI mencatat sebanyak 189 kasus gagal ginjal akut pada anak per 18 Oktober 2022. Kebanyakan penderitanya adalah anak-anak yang berusia antara 1 hingga 5 tahun. Ini menunjukkan pentingnya pengawasan terhadap pola makan sejak dini.

Untuk mencegah risiko tersebut, pola hidup sehat perlu diterapkan secara konsisten. Rutin minum air putih, membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak, serta aktif berolahraga. Hal ini menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan tubuh, terutama bagi kaum muda.

“Olahraganya tergantung kelompok usia, ya. Kalau usia 40 tahun ke atas itu harus dibatasi dan lebih ringan saja. Tapi, kalau usianya lebih muda bisa bulu tangkis, basket, sepak bola,” ucap Lingga.

Pola hidup sehat sangat penting bagi semua kalangan, khususnya anak muda. Kerapkali penyakit tidak menjumpai usia muda maupun tua. Berolahraga secara teratur dan mengkonsumsi makanan yang sehat dapat menjaga stabilitas kesehatan.

Alika Marsya Salsabila telah berkontribusi pada penulisan ini

Sumber: Antaranews.com, kemkes.go.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Hari Anti Narkotika Internasional 2025: BNN Kota Bandung Menggelar Workshop Pendidikan Anti Narkoba

14 July 2025 - 14:08 WIB

Dari Hinaan Menjadi Pabrik Nasional: Kisah Inspiratif Owner Muda Penerbit Lovrinz Publishing Raup Omzet Jutaan Rupiah

20 June 2025 - 16:46 WIB

Tanpa Otak Tapi Masih Bisa Hidup: Sisi Lain Dunia Hewan Yang Mengejutkan

20 June 2025 - 16:40 WIB

Kesadaran Hidup Sehat Meningkat, Namun Gaya Hidup Tak Seimbang Masih Jadi Tantangan

16 June 2025 - 11:03 WIB

Qris atau Kyuris? Ini Cara Penyebutan yang Benar!

16 June 2025 - 10:43 WIB

Trending on Soft News